[L-A05] Maecenas Potehi dari Gudo – Toni Harsono
Kehidupan pahit sebagai anak Sehu dan sebagai Sehu, membuat Tok Hong Kie melarang putra-putrinya untuk berkecimpung di dunia Potehi. Sbelum meninggal ia berpesan agar anaknya yakni Tok Hok Lay (Toni Harsono) tidak menjadi Sehu seperti ayah dan kakeknya.
Pesan itu diingat oleh Toni, ia memang tidak menjadi Sehu pertunjukan Potehi, ia menjadi seorang pengusaha dan hidup berlimpah dari toko emas BERKAH miliknya. Namun pesona boneka Potehi, yang memukaunya sejak kanak-kanak tidak bisa lekang dari hatinya. Ia tetap ingin berkecimpung di dalam pergulatan Potehi yang pernah mengalami masa suram di jaman Orde Baru. Potehi yang dikungking, POtehi yang terpasung, membuatnya bergerak untuk upaya menghidupkan, melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan itu.
Toni mengabdikan dirinyan untuk kembali membuat jaya pertunjukan Potehi, ia menjadi penyokong utama secara finansial atas berlangsungann dinamika pertunjukan Potehi. Jabatannya sebagai ketua kelentheng Hong SanKiong memudahkannya untuk menyediakan fasilitas tempat dan kesempatan berpentas. Toni Harsono sesungguhnya merupakan Maecenas bagi dagub kehidupan seni pertunjukan Potehi.
– 96 halaman
– Harga : Rp. 120.000,-
Penulis:
Toni Harsono